Rice Transplanter TANIKAYA Untuk Petani Desa Nampirejo

Posted on

Pertahankan Tanam Padi Manual Cara Masyarakat Desa Merawat Tradisi

di zaman modern serba canggih saat ini teknologi menjadi sebuah kebutuhan primer bagimasyarakat untuk mempermudah serta meringankan berbagai macam aktivitas kehidupan sehari-hari. Tidak ketinggalan bidang pertanianpun juga memanfaatkan kecanggihan teknologi tersebut.

Mesin tanam padi saat ini menjadi salah satu teknologi baru dibidang pertanian. Dengan memanfatkan kecanggihan teknologi, menanam padi dapat lebih cepat selesai di lahan yang luas dan hasil tanamnya pun sangat baik.

Bagi mereka yang memiliki sawah berhektar-hektar tentu akan merasa terbantu dengan adanya penemuan teknologi tersebut. Namun lain cerita dengan mereka yang hanya memiliki sawah dengan luas seperempat, seperdelapan atau satu hektare saja. Canggihnya mesin tentu sebanding dengan biaya pembeliannya yang besar, butuh dana hingga 30 juta untuk membeli alat tersebut. Hal ini tentu tidak sebanding dengan modal yang harus dikeluarkan bagi mereka yang hanya memiliki luas sawah sedikit. Itulah yang menjadi dasar masyarakat  Dusun 3 Rejo Sari untuk tetap bercocok tanam dengan cara manual.

Dari pantauan tim Simaknews.com dilokasi pada Minggu (26/10), diketahui masyarakat Desa Nampirejo masih banyak memilih mempertahankan penanaman padi secara manual yaitu dengan menggunakan tenaga kerja manusia. Proses penanaman padi secara manual ini dilakukan dengan menancapkan benih padi pada lumpur di lahan persawahan secara langsung dengan tangan .Cara menanam padi manual tersebut menjadi kebudayaan masayarakat setempat, selain mempertahankan warisan leluhurnya juga terdapat nilai positif bagi kehidupan bermasyarakat yang guyub.

Pak kelik salah satu petani setempat mengatakan bahwa masyarakat yang hidup di desa ini masih peduli dengan kehidupan orang lain, banyak orang yang bergantung hidup menjadi buruh tani, sehingga saat penanaman padi menggunakan mesin maka akan banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya sebagai buruh tanam padi. “Kami menggunakan teknologi ini bisa membantu proses penanaman pada sistem manual, seperti mesin bajak (tracktor), dulu nenek buyut masih mencangkul, kemudian setelah itu berubah menggunakan tenaga ternak (bajak sapi) kemudian sekarang menggunakan tracktor,” jelasnya lebih lanjut.

Sumber : http://simaknews.com/berita-pertahankan-tanam-padi-manual-cara-masyarakat-desa-merawat-tradisi.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *