Bupati Dadang Ajak Warga Tanam Padi Organik
Puluhan petani padi menanam padi organik di areal persawahan Desa Landangan, Kecamatan Kapongan pada Sabtu (27/08). Ada ratusan hektar dalam penanaman perdana padi organik itu. Hal tersebut untuk mendukung pengembangan bubidaya pertanian padi organik yang digadang-gadang oleh pemerintah. Kegiatan penanaman perdana tersebut digelar bersamaan dengan sarasehan petani organik dari beberapa kecamatan. Salah satu petani dari Desa Tanjung Pecinan, Hagi Safari mengatakan, memiliki sawah yang dikelola secara organik seluas setengah hektar. Baru tahun ini dia menggunakan sistem organik. “Oleh karenanya saya kerjakan separuh dulu. Itu juga untuk melihat perkembangan padi dan hasil panennya,”ujarnya. Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, Farid Kuntadi mengatakan, luas sawah organik yang sudah dikerjakan tahun ini ada 56 hektar. Tersebar di tujuh kecamatan. “Yaitu Kecamatan Kapongan, Mangaran, Banyuputih, Mangaran, Panji, Panarukan, dan Banyuglugur,” jelasnya.
Farid menjelaskan, baru sawah milik kelompok tani organik di Banyuglugur yang mendapatkan sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman atau leSOS. Luasnya sekitar 5 hektar yang telah tersertifikasi. “Kemudian seluruh sawah organik lainnya akan kami kawal untuk mendapatkan sertifikat organik,” ulasnya dalam sarasehan bersama petani yang dilakukan di pinggiran sawah itu. Diterangkan, pengembangan budidaya organik di Situbondo diresmikan oleh Bupati Dadang Wigiarto kemarin Sabtu (26/08) di area persawahan di Desa Landangan, Kapongan. Ada sekitar 700 hektar sawah yang dibudidayakan secara organik di sana. “Kemudian dilanjutkan dengan sarasehan untuk impelemntasi teknoologi organik. Supaya tidak hanya sekedar organik saja, namun juga menggunakan teknik sehingga petani bisa diuntungkan,” pungkasnya. Bupati Dadang Wigiarto mengatakan, pertanian organik dapat terwujud apabila semua elemen masyarakat di Situbondo mendukung hal itu. Mulai dukungan dari para petani, kelompok tani, mantri, penyuluh pertanian, hingga TNI sebagai pendamping. “Semuanya harus saling bahu-membahu untuk memperjuangkan dan mewujudkan cita-cita bersama memiliki sawah berbasis organik,” terangnya. Dikatakan, budidaya organik penting dilakukan secara bertahap. Targetnya ada 150 hektar sawah budidaya organik yang tersebar di 17 kecamatan. “Semua itu dapat terwujud jika seleuruh elemen masyarakat mendukung,” tukasnya.(ily)