Dorong Ketahanan Pangan, Distanak dan HKTI Gelar Sekolah Lapangan Pajale
Untuk mendukung program swasembada pangan di Provinsi Banten, Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten terus nerupaya meningkatka hasil pertanian di Banten pada komoditas padi, jagung, dan kedelai di Banten, diantaranya dengan meningkatkan sumberdaya petani. Bersama Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Provinsi Banten menggelar sekolah lapangan penanaman padi, jagung, dan kedelai, Rabu-Sabtu (14-17/12) di Kabupaten Pandeglang.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Banten Agus M Tauchid menjelaskan, ketahanan pangan di Banten baru akan tercapai apabila dapat memenuhi empat faktor utama, yakni ketersediaan lahan, infrastruktur pertanian dalam hal ini jaringan irigasi primer, sarana produksi yang memadai, dan regulasi kelembagaan yang mumpuni. Menurut Agus, sebagai mitra petani, HKTI memiliki peran dalam mendampingi para petani mulai dari proses pemilihan perbenihan hingga distribusi pasar.
“Kesejahteraan petani harus jadi fokus utama. Kondisi yang terjadi, sebagian besar petani di Banten masih berstatus sebagai penggarap, bukan pemilik lahan. Sehingga kesejahteraan petani masih bergantung pada bagi hasil,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua HKTI Provinsi Banten Adang Supandi mengatakan, kegiatan sekolah lapangan penanaman pajale merupakan komitmen HKTI dalam mendorong program swasembada pangan dan ketahanan pangan di Banten. Melalui sekolah lapangan, diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian sehingga berpengaruh pada kesejahteraan pertanian.
“Kita selalu mendukung program pertanian di Banten. Kita akan kawal terus kegiatan para petani mulai dari hulu hingga hilir, termasuk bagaimana mereka (petani) mendapat bantuan pendanaan dari perbankan,” kata Adang.
Selain dibekali pemilihan bibit unggul, penggunaan tekonologi pertanian yang tepat, hingga pemasaran produk pertanian, para peserta sekolah lapangan juga melakukan praktik lapangan untuk mengamati teknik penanaman komoditas pajale.